Reinkarnasi
Sang Harum
Biji itu kutanam...
Kau datang menyentuh
kisahku
Datang dengan sangat
perlahan..
Tiap hari bertatap,
berpapasan..
Hari itu kau coba tuk
mencuri pandanganku..
Kau singkirkan wanita
yang berdiri didepanmu...
Demi aku... Begitu kukira..
Biji itu mulai tumbuh..
Kau mulai mencoba
mengirim pancaran perasaan
yang tak tak mudah tuk
dimengerti...
kau kirimkan simpulan
senyum yang menyiratkan
sesuatu... aku tau...
mungkin juga hanya
sebuah senyum belaka...
kau buat aku menduga
duga... begitu kukira..
Biji tumbuh menjadi
daun..
Kau lebih dekat
denganku..
Kita mulai saling bicara
dengan suasana canggung..
Kau coba tuk lebih dekat
denganku..
Dimana mana kita bersua,
senyum selalu tetap disana..
Apa kau mengikutiku..
begitu kukira...
Daun itu mulai tumbuh
meninggi...
Pesan mulai masuk dalam
peri kecil kecilku..
Kau bertanya tentang ini
dan itu..
Kau bicara seolah olah
kau kakakku..
Kau bersikap seperti
tuan akrab seorang teman..
Bicara kasar pun sudah
biasa diantara kau dan aku..
Ataukah ini adalah awal
dari sebuah pesakitan dari konsekuensi abstrak itu..
Aku terus menduga
duga... Salah satu diantaranya.. Begitu kukira..
Di bibit yang terus
tumbuh itu mulai tumbuh bunga kecil..
Semakin dekat denganmu..
Aku mulai terpaut oleh
bayang bayangmu..
Guratan kenangan bisu
mulai muncul..
Ku kira kau mungkin
pangeran dalam riwayat umurku..
Karna sungguh kau buatku
selalu ingin bergembira dan mensyukuri segalanya..
Mungkin beginilah rasa
kuat yang kadang orang tak mengerti..
Semoga aku tak salah..
Begitu harapku.. Semoga benar.. begitu kuduga..
Bunga kecil itu tumbuh
besar sungguh indah harumnya pun memenuhi ruangan..
Kau dan aku bagaikan
sejoli yang melihat dunia sebagai
duplikat surga..
Tapi semua belum pasti..
Mungkin kau hanya
melampiaskan selera humormu..
Atau kau hanya
mempermainkan aku..
Mungkin juga kau memang
serius dan benar..
Kata kata itu tak
kunjung datang..
Kau tau? Kalimat apa
yang kutunggu tunggu..
Kubiarkan kau berfikir..
semoga sesuai harapanku.. Begitu kukira..
Bunga itu mulai merunduk
dan didatangi serangga...
Kau mulai lelah, lelah
tuk mmencoba menyentuh...
Apa yang ada diotak dan
ladang gelap di dada...
Aku mulai merasa sulit
mendapat kebahagiaan walau itu hanyalah secuil..
Saat aku mendapat secuil
dari kebahagiaan itu, aku sangat merasa tenang..
Tapi kenapa kau
menghapusnya..
Ku pikir kau jahat..
Bunga itu mulai layu..
Hancur.. terluka...
cukup.. terlalu jauh.. tapi kau.. entahlah.
Hatimu ternyata bukan
untukku, curang, kau telah jatuhkan kegelapan ini..
Hati yang lain itu,
benar tak tau diriku..
Kau berkata kau hanya
bersikap biasa.. semua bukan kenyataan..
Tak tau harus
bagaimana...
Ku kira dugaanku benar..
Kau hanya menyeretku
pada lubang kecil nan gelap sang luka..
Fikirku benar benar salah..
Sudah kuputuskan aku
menerima konsekuensi dari hal itu..
Ini memang salah satu
goresan tinta dalam harmoni teka teki riwayatku..
Memang benar semua
berujung pesakitan yang tajam berduri, melukaiku...
Ku kira tak bengini..
Bunga itu mulai kering
dan jatuh...
Cukup lama aku berdiam
karna kekelaman luka yang membekaskan duri..
Melamun di tiap
riwayatku..
Argh... membuang buang
waktu.. kepalaku berat.. sungguh..
Walau mencoba tuk
bangkit dari ladang kesuraman itu, membuka mata, tapi tak bisa..
Terlalu berat ,dalam
,dan luas, kekuatan itu..
Lebih sakit, karena kau
sedikit pun tak perduli..
Baru sekarang aku
menangis sejak bewindu tahun lalu..
Kukira benar benar
salah..
Vas itu kosong..
Kulihat benda coklat
dipojok ruangan..
Usang.. sungguh tak
indah dipandang..
Vas bunga itu kosong,
dan dibawahnya tergeletak seonggok bangkai bunga..
Bungga dari biji yang
kutanam kemarin kemarin..
Aku suka bunga dan benci
bangkai bunga..
Biji bunga yang ada
disaku celanaku harus ditanam disana..
Kupikir begitu..
Kutanam biiji bunga
itu..
Tiap hari kuperhatikan..
Aku lupa.. pada
kekelaman dari hati, hal yang membuatku beku..
Mencoba mencari makna..
Bunga yang layu tidak
indah untuk dipandang, tidak baik untuk dibuang, tidak elok untuk diinjak..
Lebih baik untuk dikubur..
dan menjadi guna untuk biji yang lainnya..
Kini disudut ruanganku
ada bunga yang selalu tumbuh, indah, dan mengharumkan ruanganku.. memberi warna
dalam ruangku..
Aku yakin semua hanyalah
warna..
warna dalam riwayat
hidupku dan si bunga...